Defensive Driving itu Apa Sih?

“Defensive Driving” adalah sebuah set/perangkat keahlian mengemudi di jalan raya meliputi teknik dan strategi yang dapat membantu seorang pengemudi melakukan pola bertahan (Defense) melawan berbagai macam potensi kecelakaan. Pada saat “Defensive Driving” tercipta bahkan pengemudi sudah melakukan banyak penyelamatan seperti nyawa, waktu bahkan uang sekalipun.

Tujuannya tak lain adalah mengurangi risiko kecelakaan dengan melakukan antisipasi terhadap situasi berbahaya. Metode-metode-nya pun lebih terhadap kalimat “Defensive Driving tidak mengajarkan kita mengatasi bahaya tapi lebih mengajarkan agar kita tidak masuk dalam bahaya”. Ansipatif.

Beberapa aksi antisipatif bisa dengan beberapa contoh berikut ini :

  1. Tidak menerjang banjir saat tidak yakin akan kemampuan diri dan kendaraan
  2. Tidak berakselerasi cepat saat kondisi jalan basah atau licin
  3. Menunggu batas waktu aman saat mulai bergerak setelah lampu lalu lintas menyala hijau
  4. Tidak mendahului kendaraan saat waktu dan ruang yang tidak cukup
  5. Tidak memaksakan kehendak berkendara saat tubuh mulai didera kelelahan
  6. Dan hal-hal lain yang bersifat menjauh dari bahaya guna menekan risiko (kecelakaan) sekecil mungkin

Lalu berapa lama seorang pengemudi dapat menguasai aksi “Defensive Driving” ini? Dengan habit yang ada di Indonesia mungkin diperlukan waktu lebih dari 5 tahun untuk menguasainya (Masterize). Bisa jadi lebih lama karena situasi berkendara di Indonesia sangat supportif terhadap berbagai macam pelanggaran dan pembiaran.

Be Defensive

“Defensive Driving” bukan cuma soal pakai helm saat berkendara sepeda motor, bukan cuma soal memakai sabuk pengaman di mobil atau berkendara pelan saja melainkan soal perubahan pola pikir terhadap jaminan keselamatan. Pergi dan pulang dari/ke tempat tinggal dalam kondisi aman dan selamat. Aamiin. (jess) | Foto : Google

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *